Dosen
Pengampuh : Ibu Khaerati
Respirasi pada Manusia
Di susun oleh:
Kelompok II
1. Sunarmi (1403408003)
2. Siti Khotijah (1403410009)
3. Elma (1403408010)
PROGRAM STUDI
FISIKA KIMIA
FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS
COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN AKADEMIK 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
segala Puji dan Syukur senantiasa terpanjatkan kepada Allah SWT, Tuhan yang
Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah, kami dapat
menyelesaikan sebuah karya tulis ini dengan tepat waktu. Semoga shalawat serta
salam juga selalu tercurah pada Baginda Rasulullah SAW, suri tauladan sekaligus
visioner yang terhebat sepanjang peradaban.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah Makalah Biologi “Respirasi pada Manusia”. Melalui kata
pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana
isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.
Dengan penuh rasa terima kasih, kami mempersembahkan makalah ini dan semoga
Allah SWT memberkahinya sehingga dapat memberikan manfaat, terutama pada
civitas akademika dan terkhusus pada rekan-rekan mahasiswa.
Palopo, 15 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.......................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................... 1
Metode Penulisan.......................................................................... 2
Rumusan Masalah ......................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
Pengertian
Respirasi....................................................................... 3
Respirasi
Aerob dan Anaerob........................................................ 3
Sistem
Pernafasan Manusia........................................................... 5
Gangguan
Petnafasan Manusia...................................................... 8
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................... 9
Saran.............................................................................................. 9
Daftar Pustaka........................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Suatu
organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan atau organ
dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta
manfaat tertentu bagi mahluk hidup. Salah satu sistem yang ada pada suatu
organisme yakni sistem pernapasan. Sistem pernapasan ini sendiri memiliki
fungsi dan peranan yang sangat struktural dan terkoordinir. Dalam ilmu
patofisiologi, sistem pernapasan akan dibahas secara detail bahkan sampai
anatominya, sehingga kita bisa mengetahui organ dan saluran apa saja yang ikut
berperan dalam menyalurkan oksigen (O2) yang kita hirup. Oleh sebab
itu, Bp. Tahoma Siregar, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing pada mata kuliah
Patofisiologi dan Antfisman di kampus Institut Sains dan Teknologi Nasional
memberikan tugas pada mahasiswanya khususnya penulis yang mendapat tugas dengan
judul “Sistem Pernapasan”.
2. Metode Ilmiah
Penulisan harus secara
sistematis dan mengikuti kaidah ilmu yaitu dengan metode ilmiah. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara metode ilmiah disebut ilmu, atau dengan
kata lain ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
Cara dan metode ilmiah adalah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu, atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai
berikut:
1. Apa Pengertian dari Respirasi
2. Apa Pengertian dari Respirasi Aerob
dan Anaerob ?
3. Bagaiman Sistem Pernafasan pada
Manusia dan Gangguan pada Sistem Pernafasan ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Respirasi
Respirasi
berasal dari kata latin yaitu “Respirare” yang artinya bernafas. Respirasi
yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan O2, proses pengambilan O2
untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O
dan energi. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untuk kegiatan
kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, dan pertumbuhan.
v Respirasi terbagi menjadi dua,
yaitu:
1). Respirasi Aerob
Secara sederhana, respirasi yang
satu ini diartikan sebagai sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana
aerobic dengan demikian dalam prosesnya keberadaan oksigen sangat dibutuhkan.
Hasil dari reaksi ini adalah energi dengan jumlah yang besar. Energi
tersebut disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang dikenal dengan kode ATP.
Energi ATP ini akan digunakan oleh sel di dalam tubuh makhluk hidup untuk
menunjang beberapa hal seperti pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan
kegiatan lainnya. Secara sederhana, rumus yang menggambarkan respirasi aerob
adalah C6H12 + 6O2 = 6CO2 + 6H20.
Respirasi aerob ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yang
secara berturut-turut mencakup:
- Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3.
- Siklus krebs, yakni reaksi CoA atau molekul asetil yang akan menghasilkan oksalosetat dan juga asam sitrat.
- Transpor electron, yakni reaksi reduksi atau oksidasi NADH2 dan molekul FADH2 yang pada akhirnya menghasilkan H2O juga energi berupa ATP.
2). Respirasi Anaerob
Yakni
pernapasan yang tidak memerlukan oksigen atau O2. Respirasi yang
satu ini terjadi pada bagian sitoplasma dan tujuannya untuk mengurai senyawa
organik. Tidak seperti respirasi aerob, respirasi anaerob hanya menghasilkan
sejumlah energi yang jauh lebih kecil yakni 2 ATP. Proses respirasi anaerob ini
bisa dijumpai pada reaksi fermentasi juga pernapasan intra-molekul. Jika pada
reaksi aerob, terdapat pembebasan CO2 juga H2O secara
sempurna, maka pada respirasi anaerob glukosa dipecah secara tidak sempurna
menjadi komponen H2O dan juga CO2. Pada respirasi anaerob
ini pula , hidrogen bergabung bersama sejumlah komponen yakni asam piruvat,
asetaldehida yang kemudian membentuk asam laktat juga etanol. Sementara itu
pada respirasi aerob, hydrogen yang dibebaskan justru akan bergabung bersama
dengan O2 dan pada akhirnya membentuk H2O.
Jika didata
secara detil, maka perbedaan respirasi aerob dan respirasi anaerob bisa dilihat sebagai berikut:
- Respirasi Aerob: Memerlukan oksigen, prosesnya terjadi di dalam matriks mitokondria. Respirasi ini bertujuan untuk memecah senyawa organik ke an-organik, menghasilkan energi dalam jumlah yang besar yakni 36 ATP.
- Respirasi Anaerob: Tidak memerlukan kehadiran oksigen dalam prosesnya, berlangsung di dalam sitoplasma. Tujuannya untuk mengurai senyawa organik, hasil akhirnya berupa energi tapi dalam jumlah yang sedikit yakni 2 ATP.
v Respirasi
dapat dibedakan atas dua jenis yaitu:
1.
Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2
dan CO2 antara darah dan udara.
2.
Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2
dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
v Dalam
mengambil napas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua
cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada Otot
antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut Tulang rusuk terangkat ke
atas Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut Otot
difragma pada perut mengalami kontraksi Diafragma datar Volume rongga dada
menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga
udara pasuk ke paru-paru. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter
oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang
diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kali
lipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen
yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara. Pada pembuluh
darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen.
Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa
dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih
sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc
karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju
paruparu dengan bantuan darah. Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia
: Pembuangan CO2 dari paru-paru : H +
HCO3 ---§> H2CO3 --->
H2 + CO2 Pengikatan oksigen oleh
hemoglobin : Hb + O2 ---§> HbO2 Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan
sel : HbO2 ---§> Hb + O2
Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---§> H2 +
CO2 Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan
mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses
pernapasan yaitu untuk memperoleh energi.
2. Sistem Pernapasan pada Manusia
terdiri atas: 1. Hidung 2. Faring
3. Trakea 4.
Bronkus 5. Bronkiouls 6. Paru-paru.
1. Rongga
Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung
(cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat
kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera).
Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran
pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.Di
sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang
yang disebut choanae. Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus
dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam
rongga hidung.
2. Faring
(Tenggorokan)
Udara dari
rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat
laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara
melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai
suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran
pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.
Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas,
dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan
kesehatan. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang
keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring
juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan.
Faring merupakan persimpangan antara
rongga hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan) dan rongga mulut ke
kerongkongan (saluran pencernaan). Pada bagian belakang faring terdapat laring.
Laring disebut pula pangkal tenggorok. Pada laring terdapat pita suara dan
epiglotis atau katup pangkal tenggorokan. Pada waktu menelan makanan epiglotis
menutupi laring sehingga makanan tidak masuk ke dalam tenggorokan. Sebaliknya
pada waktu bernapas epiglotis akan membuka sehingga udara masuk ke dalam laring
kemudian menuju tenggorokan.
3.
Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang
panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada
(torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku,
dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Batang tenggorok
(trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang
tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paruparu,
cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut
bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung
paru-paru (alveolus).
Tenggorokan berbentuk seperti pipa
dengan panjang kurang lebih 10 cm. Di paru-paru trakea bercabang dua membentuk
bronkus. Dinding tenggorokan terdiri atas tiga lapisan berikut.
1.
Lapisan paling
luar terdiri atas jaringan ikat.
2.
Lapisan tengah
terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan. Trakea tersusun atas 16–20
cincin tulang rawan yang berbentuk huruf C. Bagian belakang cincin tulang rawan
ini tidak tersambung
dan menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan trakea tetap terbuka.
dan menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan trakea tetap terbuka.
3.
Lapisan
terdalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia yang menghasilkan banyak
lendir. Lendir ini berfungsi menangkap debu dan mikroorganisme yang masuk saat menghirup
udara.
Selanjutnya, debu dan mikroorganisme
tersebut didorong oleh gerakan silia menuju bagian belakang mulut.
Akhirnya, debu dan mikroorganisme
tersebut dikeluarkan dengan cara batuk. Silia-silia ini berfungsi menyaring
benda-benda asing yang masuk bersama udara pernapasan.
4.
Pangkal Tenggorokan (Laring)
Laring merupakan suatu saluran yang
dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada diantara orofaring dan trakea,
didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis.
Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Laring diselaputi oleh
membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal
sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama
laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara.
Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun.
Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada
waktu menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu
bernapas katu membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan
bergetar bila ada udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.
5.
Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)
Tenggorokan
(trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus
bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi
menjadi bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu
bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus
bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan (bronkus primer)
bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus
sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil
masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung
kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam alveolus Patofisiologi dan Antfisman.
inilah oksigen dan udara berdifusi
ke dalam darah. Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang
masuk dan keluar paru-paru.
Bronkus merupakan cabang batang
tenggorokan. Jumlahnya sepasang, yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu
menuju paru-paru kiri. Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan
mendatar daripada yang ke arah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru
kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir sama
dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal daripada dinding
bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus kanan bercabang
menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus.
6.
Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari
bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil,
dan dindingnya semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi
rongganya bersilia. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus.
7.
Paru – paru
(pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga
dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian
bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu
paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua
selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung
menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang
menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus,
jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang
rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai
epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang
lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris. Pada
dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus.
Kapasitas Paru-Paru Udara yang
keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara
pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih
kurang 500 mL. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira
500 mL. ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita
tarik mencapai 1500 mL. Udara ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita
menarik napas sekuat-kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar
1500 mL. Udara ini dinamakan udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan
napas sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru-paru yang
volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu. Jadi,
Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume residu =4500 mL/wanita dan
5500 mL/pria. Pertukaran Gas dalam Alveolus Oksigen yang diperlukan untuk
oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita bernapas. Pada
waktu bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan dan akhirnya masuk ke
dalam alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding
sel alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin
yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh
darah ke seluruh tubuh. Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga
oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan dari
pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada
alveolus Dari alveolus karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran pernapasan
pada waktu kita mengeluarkan napas. Dengan demikian dalam alveolus terjadi
pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karnbondioksida keluar.
3. Macam-macam
Gangguan pada sistem pernafasan Manusia
1.
Asma
Merupakan
penyakit penyumbatan saluran pernafasan yang disebabkan alergi.
2.
TBC
Tuberkolosis
atau TBC adalah infeksi karena bakteri Mycobacterium
tuberculosis, yang dapat merusak paru-paru tapi dapat juga mengenai sistem
saraf sentral (meningitis, sistem lymphatic, sistem sirkulasi (miliary TB),
sistem genitourinary, tulang dan sendi.
3.
Asfiksi
Gangguan
Pernafasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan, akibat
tenggelam, pneumonia dan keracunan.
4.
Asidosis
Kenaikan kadar asam karbonat dan asam
bikarbonat dalam darah.
5.
Difteri
Penyumbatan
oleh lendir pada rongga faring yang dihasilkan oleh infeksi kuman difteri.
6.
Pneumonia
Infeksi yang
disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya
radang paru-paru.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Respirasi
adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi
dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan
manusia. Mahluk hidup memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya,
begitu pula pada tumbuhan. Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh ketersediaan
substrat, ketersediaan oksigen, suhu, tipe dan umur tumbuhan. Ditinjau dari
kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi respirasi
aerob dan respirasi anaerob.
Saran
Demikianlah
makalah yang pemakalah buat mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi yang
membacanya,demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun.
Daftar Pustaka
Borgata Hotel Casino & Spa Announces Reopening of Borgata
BalasHapusBorgata Hotel Casino & 천안 출장샵 Spa on November 3 will reopen its doors 전라남도 출장마사지 for the first 안동 출장샵 time since the 포항 출장마사지 shutdown in 2006, as it has 통영 출장안마 since been open since